Pertengahan Maret SWRO Belakangpadang Beroperasi

0
979
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam, Suhar di Belakangpadang, Rabu (22/2). mengatakan, 2.700 rumah yang perlu pelayanan air bersih. Sebanyak 1.100 rumah sudah terlayani dengan sistem air bersih sebelumnya. Kemudian ditambah 250 rumah dari SWRO. Sehingga sudah 1.350 rumah yang menikmati air bersih di Belakangpadang

RASIO.CO, Batam – Pertengahan Maret 2017 sea water reverse osmosis (SWRO) atau pengolahan air laut menjadi air minum sudah dioperasikan di Pulau Belakangpadang, Kecamatan Belakangpadang.

“Fisiknya sudah selesai. Tinggal alatnya perlu penyesuaian-penyesuaian,” kata Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam, Suhar di Belakangpadang, Rabu (22/2).

Menurut Suhar sebanyak 250 rumah juga sudah tersambung jaringan air SWRO ini. Penyambungan jaringan dilaksanakan tahun lalu dengan sumber pendanaan dari APBN untuk 200 sambungan rumah, dan 50 rumah dari dana pendampingan APBD Kota Batam.




Suhar menjelaskan total terdapat 2.700 rumah yang perlu pelayanan air bersih. Sebanyak 1.100 rumah sudah terlayani dengan sistem air bersih sebelumnya. Kemudian ditambah 250 rumah dari SWRO. Sehingga sudah 1.350 rumah yang menikmati air bersih di Belakangpadang.

“Berarti baru setengahnya. SWRO ini kapasitasnya bisa sampai 1.000 rumah. Artinya masih bisa tambah 750 rumah lagi,” kata dia.

Penambahan sambungan ke rumah dari sistem SWRO akan dilakukan secara bertahap. Tahun 2017 Pemerintah Kota Batam sudah menganggarkan Rp 1 miliar untuk membuat sambungan ke 500 rumah.

“Sisanya 250 rumah lagi di 2018,” ujarnya.

Instalasi SWRO atau PALMAM ini dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2016 dengan anggaran sebesar Rp 13,5 miliar. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Muhammad Natsir, pada saat peletakan batu pertama Juli 2015, mengatakan air yang diproduksi PALMAM ini bisa langsung dikonsumsi atau diminum, bukan sekedar air bersih biasa.

Ia menjelaskan proses penyulingan air ini membutuhkan listrik yang banyak maka biaya produksinya cukup besar. Namun lebih murah dibanding air minum isi ulang karena air produksi PALMAM ini dapat langsung dikonsumsi juga.

“Sekitar Rp 25-30 ribu per meter kubik, atau Rp 500 per galon,” ujarnya.

Instalasi SWRO di Belakangpadang ini dibangun dengan kapasitas debit air 5 liter per detik. Jika konsumsi air masyarakat 30 liter per orang per hari maka bisa melayani hingga 1.210 sambungan rumah.

APRI @www.rasio.co | mcb

Print Friendly, PDF & Email


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini